Minggu, 19 Februari 2017

Refleksi dan Aksi

Mengenai refleksi dan aksi, ya kita tau apa itu refleksi dan aksi. Refleksi merupakan aktivitas pembelajaran berupa penilaian terhadap aktivitas yang sudah dilakukan dalam jangka waktu tertentu, sedangkan aksi adalah sebuah tindakan. Disini saya akan cerita berdasarkan pengalaman pribadi saya yang sedikit berhubungan dengan refleksi dan aksi. Jumat, 4 November 2016 kurang lebih pukul 21.30 WIB, hari dan tanggal dimana saya mengalami kejadian tragis berupa kecelakaan tunggal. Kecelakaan tersebut terjadi di desa saya sendiri Gesikan, Gantiwarno, Klaten. Kebetulan waktu itu saya sedang di Klaten karena sebenarnya saya kuliah di Universitas Budi Luhur Jakarta dan saat itu sedang mengikuti program fakultas yaitu program Student Exchange di Universitas Gadjah Mada. Di tanggal tersebut, saya sedang mengerjakan tugas kuliah saya algoritma genetika. Karena saya ngantuk, saya pergi ke warung untuk membeli kopi. Entah tidak tau kenapa saya lewat jalan pinggir desa yang gelap, penerangan hanya berasal dari lampu motor saya, tiba-tiba saya melihat timbunan pasir yang menutupi hampir 3/4 jalan, karena tidak sempat ngerem akhirnya saya refleks untuk menghindari pasir tersebut. Dan ternyata di belakang timbunan pasir tersebut ada galian. Motor saya masuk ke lubang tersebut dan saya terpanting ke depan hingga akhirnya saya tergeletak sadar. Saya berteriak untuk minta tolong karena tidak ada orang yang melihat kejadian tersebut secara langsung dan saya mengalami lumpuh. Setelah 15 menit saya berteriak, akhirnya ada orang yang mendengar teriakan saya dan langsung menolong saya sampai ke rumah sakit. Begitu masuk ruang IGD, saya langsung ditangani dan didiagnosa mengalami kebocoran tulang tengkorak dan Spinal Cord Injury (kerusakan atau trauma pada sumsum tulang belakang yang mengakibatkan kerugian atau gangguan fungsi yang menyebabkan mobilitas atau sensor berkurang) yang mengakibatkan lumpuh total. Sampai akhirnya saya harus menjalani operasi dan perawatan serta fisioterapi selama kurang lebih 2 bulan. Saat perawatan di rumah sakit, saya selalu berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan saya dan memohon ampun atas segala kesalahan yang saya perbuat sebelumnya. Karena jujur saja, tindakan dan perbuatan saya sebelum kejadian tersebut jauh menyimpang. Saya sering melakukan pelanggaran, dari hal yang kecil sampai besar, diantaranya saya sering sekali berbohong dan tidak menepati janji, mudah marah dan tidak bisa bersabar, selalu marah dan membantah ketika dinasehati orang tua, sering tidak masuk kuliah tanpa keterangan, saya lalai akan kewajiban saya sebagai orang islam. Semenjak itu lah saya sadar akan kesalahan-kesalahan saya, dan semenjak itu juga saya mulai menata diri untuk lebih baik lagi. Meninggalkan kesalahan-kesalahan itu dan memperbaikinya. Jika saya tidak diganjar dengan tragedi tersebut mungkin saja saya masih melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Jadi kesimpulannya, ayo kita berbenah, menata diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan menunggu tuhan menurunkan tragedi kepada kalian karena kita tidak tau kapan kita akan mengalaminya dan jangan pernah menyalahkan tragedi yang menimpamu karena tragedi yang menimpamu itu adalah pengingatmu akan kesalahanmu yang telah lalu. Jangan pernah lelah untuk berbuat baik dan meninggalkan yang tidak baik. Menata diri terlebih dahulu, kemudian ingatkan orang lain ketika berbuat kesalahan.